I. Peranan Manajer Dalam Pengelolaan
Manajemen Informasi
terbagi atas 2 bagian utama yang punya konsep mutlak
- Keterampilan manajemen keahlian komputer dan keahlian informasi.
Di jaman yang sudah mengandalkan teknologi serba canggih ini,komputer
adalah alat yang wajib bisa di kuasai.karena hampir semua perusahaan
menggunakan komputer untuk menjalankan pekerjaan.manajer dan sistem
informasi,sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu,contoh:perusahaan
manufaktur.setiap sistem memiliki batas-batas luar yang memisahkannya
dari lingkungannya.tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen sistem
yang sama,namun secara umum bisa di gambarkan terdiri dari sumber daya
input(masukkan),proses transformasi dan sumberdaya output(keluaran).
- Manajer Dan Sistem Perusahaan
Peranan manajer mengelola sumber daya ini agar dapat digunakan secara
efektif. Sebagai tindak lanjut dari peranan manajer maka perlu adanya
usha penataan sumber daya termasuk didalamnya manajemen informasi yakni
berupa:
-
Sumber daya harus di susun sedemikian rupa sehingga setipa saat di
perlukan dapat segera dimanfaatkan dan perlu dilakukan modifikasi.
-
Sumber daya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
-
Sumber daya harus selalu diperbaharui.
II. Peranan Eksekutif
dalam Pengarahan Perusahaan melalui
Persaingan dalam Perencanaan Jangka Panjang
A. Tugas Eksekutif dan Pebisnis
Tugas para eksekutif dan pemilik perusahaan dalam menjalankan bisnisnya agar lebih baik ke depannya adalah :
- Mengelola SDM, dimana seorang pebisnis dapat menyelesaikan segala
sesuatu melalui orang lain atau bagaimana mempengaruhi orang lain (
SDM ) agar dapat melaksanakan apa yang diperintahkan.
- Membuat keputusan tentang sumber daya dan operasi, bagaimana
mengelola sumber daya-sumber daya ekonomi dan mengelolanya menjadi
lebih baik, dan pertimbangan dengan kebijakan eksternal seperti
aturan-aturan dari Pemerintah.
- Mengelola keuangan dan pelaporannya, dimana setiap aktifitas
pemasukan atau pengeluaran, serta harta serta hutang dan modal,
dibuat pelaporannya agar semuanya dapat termonitor dengan baik, sehingga
dapat di ketahui kerugian atau keuntungan suatu bisnis.
- Pengelolaan penjualan dan pemasaran,dimana kita ketahui penjualan
dan pemasaran produk merupakan urat nadi dalam perusahaan atau
bisnis. Tanpa kesuksesan penjualan atau pemasaran, maka perusahaan
tidak akan dapat mencapai tujuannya, yaitu laba.
- Mengarahkan bisnis ke depan, melakukan perencanaan strategis
yang merupakan piranti utama untuk pengelolaan aspek-aspek jangka
panjang dalam bisnis dan cara peningkatan produktifitas, perbaikan
kualitas serta pengelolaan informasi.
B. Pengertian Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah proses memutuskan program-program yang
akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang
akan dialokasikan ke setiap program selama beberapa tahun ke depan.
C. Karakteristik dari Perencanaan Strategis
Manajer yang paling kompeten menghabiskan waktu yang cukup lama untuk
memikirkan mengenai masa depan. Hasilnya mungkin berupa pemahaman
informal mengenai arah masa depan yang akan diambil oleh entitas
tersebut, atau mungkin juga berupa pernyataan formal yang berisi rencana
spesifik mengenai bagaimana untuk sampai kea rah sana. Pernyataan
formal dari rencana semacam itu disebut di sini sebagai rencana
strategis, serta proses pembuatan dan revisi dari pernyataan ini disebut
dengan perencanaan strategis (di tempat lain disebut dengan perencanaan
dan pemrograman jangka panjang).
D. Proses perencanaan strategis
Strategi merupakan suatu kegiatan yang menentukan petunjuk dan
pengarahan yang kritis terhadap pengalokasian sumber daya untuk memcapi
sasaran jangka panjang organisasi. Dalam prakteknya pilihan strategi
merupakan sesuatu yang kompleks dan tugas yang berisiko. Beberapa
strategi organisasi diharapkan dapat menghadapi lingkungan yang
kompetitif. Disini manajer merencanakan bauran kekuatan dan kelemahan
organisasi dengan kesempatan dan ancaman di lingkungannya.Proses
perencanaan strategis atau manajemen strategis merupakan proses
penganggaran usaha perencanaan strategis dan menjamin strategi tersebut
dilaksanakan dengan baik sehingga menjamin kesuksesan organisasi dalam
jangka panjang.
E. Faktor- factor yang mempengaruhi perencanaan strategis untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam perusahaan :
1. Faktor Manajerial
Kompetensi dalam perencanaan strategi dapat menentukan
derajat dimana perusahaan menjadi terkait dengan perencanaan strategis.
Proses perencanaan strategis bergantung pada sumber-sumber manajerial
tertentu. Faktor personalitas manajerial yang berpengaruh pada
perencanaan strategis dan keyakinan terhadap adanya hubungan antara
perencanaan – kinerja ( Hopkins and Hopkins,1997).
Henry (1980) dalam (Hopkins and Hopkins,1997) menduga bahwa
keterlibatan manajemen dalam perencanaan strategi adalah karena
pemahaman untuk menyakinkan bahwa proses perencanaan strategi
dilaksanakan secara kompehensif, sangat sedikit atau tidak ada
perhatian tergantung apakah manajemen memiliki keahlian untuk
menjalankan proses.
Eastlack & McDonald (1970) menemukan bahwa kinerja perusahaan
akan lebih baik pada perusahaan yang melibatkan proses perencanaan
strategi. Penemuan tersebut menunjukkan terdapat keyakinan pada para
manajer bahwa perencanaan strategis dapat memberikan kemanfaatan
terhadap perusahaan yang dipimpinnya ( Hopkins and Hopkins,1997).
Keahlian dalam perencanaan strategi ini termasuk didalamnya adalah
pengetahuan dan keahlian untuk penerapan perencanaan strategis. Pada
penelitian yang terdahulu ditemukan bahwa kompetensi dalam perencanaan
strategis dapat menentukan derajat perusahaan untuk menerapkan
perencanaan strategis ( Higgins dan Vince,1993).
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sangat berperan terhadap kondisi usaha, karena
faktor lingkungan ini sangat menentukan strategi yang akan dijalankan
(Covin and Covin,1990; Miller and Friesen,1982). Pearce dan Robinson
(1997) menyatakan bahwa perumusan strategi memedomani eksekutif dalam
menetapkan kebijakan organisasi untuk mencapai tujuan akhir serta cara
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir tersebut. Perumusan
strategi yang efektif dan efisien adalah perumusan yang memadukan
perspektif yang berorientasi kedepan dengan lingkungan internal dan
lingkungan eksternal organisasi.
Lingkungan eksternal diketahui mempunyai peranan besar dalam
mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial, proses dan struktur
organisasi (Keats & Hitt,1988), maka lingkungan eksternal penting
untuk selalu dipantau dan dianalisis. Pengamatan lingkungan merupakan
suatu proses penting dalam manajemen yang strategis, sebab pengamatan
adalah mata rantai yang pertama dalam rantai tindakan dan persepsi yang
memungkinkan suatu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya (Hambrick, 1982 dalam Abdalla dan Sammy,1995)
Dalam beberapa literatur dikenal beragam dimensi lingkungan, pada
lingkungan eksternal dikonseptualisasikan sebagai konstuk yang bersifat
multi dimensi (Tan & Lischert,1994; Van Egeren dan O’Connor,1998
dalam tesis Nomastuti Junita Dewi,2005) terdapat dimensi-dimensi
lingkungan eksternal yang masuk dalam literatur-literatur manajemen
strategi dan teori organisasi terdiri dari 3 dimensi yaitu : (a)
Dukungan lingkungan (environmental munifence) adalah sejauh mana
sumber daya yang diberikan lingkungan dapat mendukung pertumbuhan &
stabilitas yang diperlukan oleh organisasi. (b) Dinamika lingkungan
(environmental dynamism) adalah tingkat perubahan yang tidak dapat
diprediksi dan sulit direncanakan sebelumnya dalam elemen-elemen
lingkungan, misal sektor pelanggan, pesaing, pemerintah dan teknologi.
(c) Kompleksitas lingkungan (environmental complexity) adalah
heterogenitas dari rangkaian aktivitas-aktivitas lingkungan. Penilaian
lingkungan dianggap sebagai aktivitas pendahuluan bagi formulasi
tujuan-tujuan tertentu.Bagian dari aktifitas ini mempunyai landasan dari
literatur normatif pada formulasi strategi.
3. Faktor Kultur Organisasi
Sebuah paper menyatakan bahwa sebuah kultur/budaya perusahaan dapat
menjadi alat praktis manajemen dan mampu mendukung perubahan proses
manajemen dalam memanaje perubahan strategi. Bagi sebagian orang
berpendapat bahwa budaya perusahaan sama antara satu dengan yang lain,
tapi perlu diketahui bahwa budaya perusahaan secara akademik dapat
digunakan sebagai jembatan antara analisis level mikro dan makro.
Penghubung antara perilaku organisasi pada level operasional dalam
perusahaan dan manajemen stratejik. Bagi para praktisi, budaya merupakan
pilihan seseorang dalam memahami dunia organisasi mereka dengan
mempelajari pengalaman mereka sehari-hari dalam organisasi dengan
perubahan secara nyata dalam dunia bisnis (Wilkins,1993).
Budaya perusahaan mencakup mengenai nilai, aturan, kepercayaan
didalamnya yang membentuk perilaku, sikap yang menguntungkan
(Schein,1992) sehingga budaya perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan
karir seseorang dan komitmen organisasi. Karena ada persamaan mengenai
tipologi dan dimensi dari budaya organisasi. Menurut (Chen,2004) budaya
perusahaan memberikan efek signifikan terhadap tanggung jawab dan
komitmen karyawan pada organisasi mereka. Sikap dan perilaku langsung
dari pimpinan akan mempengaruhi tanggung jawab dan komitmen karyawan
serta perilaku mereka dalam berinteraksi untuk menciptakan budaya
perusahaan.
Sebuah survey ditemukan mengenai hal yang mempengaruhi perilaku
diindikasikan bahwa responden percaya bahwa budaya perusahaan merupakan
faktor penting dalam kunci keberhasilan dalam kapabilitas ini
(Anonymous,1998) memberikan pentingnya budaya perusahaan dan dampaknya
pada perubahan organisasi.
Merujuk pada (Modway et.al,1979) komitmen organisasi terdiri dari
tiga faktor yaitu kepercayaan yang kuat dan penerimaan dalam tujuan dan
nilai perusahaan, kemauan yang keras dalam memperhatikan hasil tidak
setengah-tengah pada perusahaan, keinginan yang kuat dalam mengatur
keanggotaan dalam organisasi. Kepuasan kerja mempengaruhi dalam tugas
khusus pada lingkungan dimana karyawan bekerja (Modway,Porter &
Steers,1982), kepuasan dapat dilihat secara instrinsik, ekstrinsik dan
kepuasan total (Weiss,Dawis, England & Lofquist,1967). Harris dan
Mossholder (1996) menggarisbawahi bahwa budaya perusahaan merupakan
dasar dari seluruh faktor manajemen sumber daya manusia. Ini juga
mempengaruhi perilaku yang merujuk pada hasil yaitu, komitmen, motivasi,
moral dan kepuasan.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan kompetitif
ketika perusahaan tersebut mempunyai sesuatu yang tidak dimiliki
pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu
melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain.
Konsep keunggulan bersaing perusahaan banyak dikembangkan dari
strategi generik yang dikemukakan oleh Porter (1985). Hal-hal yang dapat
mengindikasikan variabel keunggulan bersaing adalah imitabilitas,
durabilitas, dan kemudahan menyamai. Keunggulan bersaing adalah jantung
kinerja perusahaan dalam pasar bersaing. Keunggulan perusahaan pada
dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan
bagi para pembelinya.
Bila kemudian perusahaan mampu menciptakan keunggulan melalui salah
satu dari ketiga strategi generik tersebut, maka akan didapatkan
keunggulan bersaing (Aaker,1989) Dalam rangka meningkatkan kinerja
perusahaan, keunggulan bersaing dipandang sebagai sesuatu yang dapat
digunakan dalam atau sebagai strategi perusahaan. Keunggulan bersaing
dapat dipahami dengan memandang perusahaan sebagai keseluruhan, berasal
dari banyak aktivitas yang berlainan yang dilakukan oleh perusahaan
dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan mendukung
penjualan (Porter,1999). Sehingga keunggulan bersaing adalah suatu
posisi yang masih dikerjakan organisasi sebagai upaya mengalahkan
pesaing.
Pendekatan resources based (RB) memandang aktivitas ekonomi atau
bisnis dari sisi pemanfaatan sumber daya dan kapabilitasnya, bukan
menurut pasar yang dilayani. Pemanfaatan sumber daya dan kapabilitas ini
dalam rangka membangun daya saing yang diarahkan kepada usaha-usaha
menangkap berbagai peluang mengatasi berbagai ancaman dalam persaingan,
sehingga dari kondisi ini dibangun strategi untuk menghambat para
pesaing berupa kesulitan untuk ditiru (barriers to imitation)
(Syafar,2004:10).
D’Aveni (1994) dalam (Syafar,2004:10) menyatakan keunggulan pada
dasarnya dinamis, dan tidak bisa dipertahankan. Persaingan hari ini dan
masa mendatang harus dipandang sebagai persaingan dengan dinamika tinggi
bukan suatu yang statis sehingga kita perlu melalui hal tersebut
dengan beberapa pemikiran strategi.
Keunggulan bersaing juga dapat diciptakan dengan cara :
Tahapan Model I/O
1. Pelajari lingkungan eksternal
2. Pilih industri yang menarik
3. Formulasikan strategi
4. Kembangkan dan peroleh aset yang diperlukan
5. Implementasi strategi
6. Gunakan kekuatan perusahaan untuk mengimplementasikan strategi
7. Berusaha mencapai kinerja di atas rata-rata industri
Tahapan Model Resource-Based
1. Mengidentifikasi sumber daya perusahaan
2. Tentukan kapabilitas perusahaan
3. Tentukan bagaimana sumber daya dan kapabilitas perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif
4. Lokasikan suatu industri dengan peluang yang dapat dieksploitasi
5. Pilih strategi terbaik untuk mengeksploitasi sumber daya dan kapabilitas dalam lingkungan industri
6. Mengimplementasikan strategi yang dipilih agar mengungguli pesaing dan memperoleh penghasilan di atas rata-rata industri
Model Gerilya
1. Berbagai macam gangguan yang signifikan dan tidak diperkirakan
sebelumnya dapat menghambat perusahaan dalam mencapai keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan
2. Sebuah organisasi yang berhasil harus pandai dalam menyesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi
3. Perencanaan strategic berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dalam upaya menciptakan keunggulan bersaing.
Tujuan dari strategi kompetitif adalah pencapaian keunggulan bersaing
yang berkelanjutan dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Keunggulan
kompetitif dapat dicapai dari mengimplementasikan penciptaan strategi
niali tidak secara simultan namun melalui kondisi pesaing yang potensial
(Barney,McWilliam and Turk 1989;Barney,1991).
Keunggulan yang berkelanjutan dicapai ketika keunggulan tersebut
dapat bertahan dari erosi atau perilaku pesaing.(Porter,1985:pp.20)
dengan kata lain keterampilan dan sumberdaya yang mendasari dari
keunggulan kompetitif bisnis harus mampu bertahan dari duplikasi
perusahaan lain (Barney,1991). Menurut Barney, terdapat 4 (empat)
esensi persyaratan dari sumber daya dan keterampilan agar dapat
dikatakan sebagai sumberdaya dari keunggulan bersaing adalah : haruslah
bernilai, jarang atau unik dari perusahaan lainnya, bentuknya untuk
dapat dilakukan peniruan sangatlah sulit karena produk/jasa tersebut
sempurna serta tidak mudah untuk dapat digantikan dengan sumberdaya yang
lainnya (Barney 1991; Coyne,1985).
Berkaitan antara pengaruh kinerja perusahaan terhadap keunggulan
bersaing dapat tercapai ketika kemampuan manajemen dan menggunakan
kreasi dan mengimplentasikan strategi agar tahan pada keunggulan yang
banyak terjadi peniruan, mampu menciptakan faktor hambatan dalam jangka
waktu yang lama (Bharawaj, Varadarajan dan Fahy,1993; Grant,1995;
Mahoney dan Pandian,1992; Rumelt,1984).
Sumber :
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/07/03/tugas-eksekutif-dan-pebisnis-378136.html
http://deriaprianto74.blogspot.com/2012/11/pengaruh-perencanaan-strategis-terhadap.html
http://wahyu-barubuat.blogspot.com/2011/11/pentingnya-manajemen-informasi-
http://ariesgreen.wordpress.com/2010/01/05/sistem-informasi-manajemen/
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/07/03/tugas-eksekutif-dan-pebisnis-378136.html